Tikar adalah
salah satu kerajinan masyarakat bawean, yang bahan bakunya terbuat dari daun
pandan. Pandan yang digunakan bukanlah pandan yang berbau wangi yang biasanya
digunakan untuk memasak, tapi pandan liar dengan daun yang panjangnya sekitar
1,5 meter lebih dan berduri. Pembuatan tikar pandan ini sudah terkenal sejak
dahulu kala dan pernah menjadi mata pencaharian yang penting bagi masyarakat
setempat. Terbukti sekitar pada abad ke-14 produksi pembuatan tikar pandan ini
mancapai 180.000 sampai 200.000 pertahun, bahkan pada tahun 1905 dilaporkan
adanya ekspor hingga 400.000 tikar. Hal ini cukup untuk membayar pajak bumi dan
menebus kerja rodi.
Namun,
berbanding terbalik sejak masa pendudukan Jepang produksi tikar pandan
mengalami kemerosotan yang sangat tajam. Sebab bahan baku pembuatan tikar sulit
didapatkan, dikarenakan tanaman pandan sulit didapatkan. Maklum, pada saat
pendudukan Jepang masyarakat tidak lagi menanam pandan, mereka dipaksa untuk menanam
tanaman sebagai bahan pangan.
Kini, pembuatan
anyaman tikar bukan lagi menjadi mata pencarian yang penting bagi masyarakat
bawean. pembuatan tikar ini hanya sebagai pengisi waktu luang bagi kaum wanita
terutama wanita yang di usia lanjut. Pembuatan anyaman tikar inipun hanya dapat
ditemukan di desa tertentu. Selain itu, bahan baku untuk pembuatan anyaman
tikar ini boleh dikatakan sudah semakin langkah. Untuk mendapatkan daun pandan,
penduduk harus mencari ke hutan.
Proses
pekerjaan menganyam tikar pandan ini sangat memerlukan banyak waktu serta butuh
ketelatenan dan kesabaran ekstra. Untuk membuat satu tikar bisa memakan waktu 5
hingga 6 hari. Daun pandan yang baru di petik di belah-belah menjadi ukuran
tertentu, biasanya 0,5 cm. Kemudian, daun yang telah dibelah harus dikais
terlebih dahulu agar menjadi lemas dengan menggunakan alat khusus. Setelah
selesai, daun pun segera direbus hingga beberapa jam, lalu direndam dengan air
dingin selama satu hari. Proses selanjutnya daun pandan harus dijemur di bawah
terik matahari hingga mengering. Terakhir, barulah penganyaman bisa lakukan.
Hasil
kerajinan tikar pandan ini dijual dengan kisaran 50 ribu rupiah hingga 200 ribu
rupiah. Harganya bervariasi, tergantung dari corak, warna, maupun ukurannya.
Masalah kwalitas tidak perlu di ragukan lagi. Tikar pandan buatan Pulau Bawean
telah diakui dan dikenal memiliki kwalitas baik hingga mancanegara.
Sumber : baweanpos
Sumber gambar : bawean.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar