Pergilah merantau untuk mencari kemuliaan, karena dalam perjalanan itu ada lima kegunaan, yaitu:
1. Menghilangkan kesedihan.
2. Mendapatkan penghidupan.
3. Mendapatkan ilmu.
4. Mangagungkan jiwa, dan
5. Dapat bergaul dengan orang banyak. (Imam Syafi’i)
1. Menghilangkan kesedihan
Dengan merantau, insya Allah akan mendapatkan kegembiraan beraneka ragam. Meskipun awalnya harus menghadapi kesulitan sebelum merantau yang kita anggap sangat berat karena harus berpisah dengan keluarga, kerabat, maupun teman.
2. Mendapatkan Penghidupan
Ada faktor psikologis yang akan kita dapatkan, yaitu: mister gengsi akan hilang. Kita berani kerja apa saja dan tidak ada rasa gengsi, sebab tidak ada orang yang mengenali kita. Jadi beban gengsi kita tertinggal di kampung halaman. ^_^
3. Mendapatkan Ilmu
Ilmu yang berlimpah ruah akan kita dapatkan, sebab ada banyak hal yang akan kita jumpai selama di tempat perantauan kita.
4. Mengagungkan Jiwa
Ketika sahabat Abdurrahman bin Auf merantau dari makkah ke madinah, beliau di persaudarakan dengan konglomerat Sa’ad bin Rabi’ dan ditawari kilau kemilau harta. Abdurrahman bin Auf yang juhud wara’, jujur dan baik akhlaknya ini tidak serta merta menerima tawaran itu. Hanya satu permohonannya, ialah tunjukkan jalan menuju ke pasar. Akhirnya beliau menjadi konglomerat yang sukses.
5. Bergaul Dengan Banyak Orang
Kita bisa menerapkan dari surat Al-Hujurat [49]: 13.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ﴿١٣﴾
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Dengan merantau kita banyak memiliki pengalaman yang mungkin kita jarang mendapatkannya, seperti: kurang makan, kurang minum, kurang tidur, kurang istirahat, di usir dari kos-kosan atau kontraan karena tidak sanggup membayar, dan lain sebagainya.
Ciri orang yang berakal dan berbudaya adalah tidak akan tinggal seterusnya di suatu tempat. Meninggalkan tempat tinggalnya untuk mengembara, itulah bagian dari istirahatnya.
Pergilah dengan penuh kenyakinan! Niscaya akan engkau temukan pengganti semua yang engkau tinggalkan. Berkerja keraslah karena hidup akan terasa nikmat setelah bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar